Sabtu, 30 Oktober 2010

penderitaan, kematian dan harapan

1. PENDERITAAN
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggug atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat berbentuk lahir atau batin, keduanya. Termasuk penderitaan itu dapat berbentuk lahir atau batin, keduanya. Termasuk penderitaan ialah keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.
Baik dalam Al-Qur'an maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami manusia itu sebagai peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umumnya manusia itu kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.
Hal itu, misalnya dalam surat Al-Balad ayat 4 dinyatakan ”manusia ialah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan”. Ayat tersebut diartikan, bahwa bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk melangsungkan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam, menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak boleh lupa takwa kepada Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu dari pada-Nya, atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu ada dalam kehidupan sehari-hari. Baik di kota-kota maupun di desa, bila orang malas bekerja tentu ia akan menderita hidupnya.
Dalam dunia modern seperti sekarang ini, hasil teknologi modern merata di segala penjuru, tetapi penderitaan yang dialami manusia sekarang juga tidak kalah hebatnya dibandingkan dengan penderitaan yang dialami oleh nenek moyang kita. Perkembangan dan penyebaran hasil teknologi modern menyebabkan berita penderitaan meluas dengan cepat lewat berbagai media massa. Berita sebab-sebab manusia menderita seperti kelaparan, kebakaran, wabah penyakit, banjir dan lain-lain penderitaan silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, mendengung lewat radio.
Dengna maksud agar kita semua menyaksikan atau mendengarkan dan ikut merasakan atau mengalami dari kejahuan. Jelas bagi kita, bahwa penderitaan merupakan bagian terpenting dan menarik perhatian media massa di mana pun. Hal itu disebabkan karena penderitaan merupakan bagian dari kehidupan manusia. Setiap orang akan mengalami penderitaan atau musibah.
Penderitaan yang disiarkan melalui media massa atau yang dialami sendiri umumnya menggugah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Perbuatan itu bermacam-macam sesuai dengan kerelaan, kesanggupan, kemampuan,dan tekad yang ada padanya. Para dermawan segera mengirimkan sumbangan untuk meringankan beban sipenderita. Sukarelawan segera bertindak membantu kesulitan yang dihadapi penderita. Penggurus organisasi-organisasi segera mengumpulkan sumbangan dari anggotanya untuk dikirimkan ke tempat-tempat kejadian atau pengungsian.
Penderitaan vinal dari perasaan. Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh pengetahuannya dinilainya sebagai suatu keadaan yang bersifat positif atau yang bersifat negatif. Adanya unsur penilaian dari seseorang individu menyebabkan bahwa suatu perasaan senantiasa bersifat subyektif dan seringkali suatu perasaan menimbulkan dan menumbuhkan suatu kehendak dalam kesadaran seorang individu.
Kehendak yang ditimbulkan oleh perasaan dapat juga positif bagi seseorang individu, maupun bersifat negatif.

2. KEMATIAN ATAU MAUT
a. Pengertian Mati
Kata mati berarti tidak ada, gersang, tandus, kehilangan akal dan hati nurani, kosong, berhenti, padam, buruk, lepasnya ruh dari jasad (QS.2;28;2 264; 33: 52; 6: 95) pengertian mati yang sering dijumpai dalam istilah sehari-hari adalah:
1. Kemusnahan dan kehilangan total roh dan jasad.
2. Terputusnya hubungan antara roh dan badan.
3. Terhentinya budi daya manusia secara total.
Mengenai pengertian mati yang pertama dan kedua di atas, kalau dikaji dengan keterangan-keterangan yang bersumber dari agama (Islam), maka kematian bukanlah kemusnahan atau terputusnya hubungan. Kematian hanyalah terhentinya budi daya manusia pada alam pertama, yang nanti akan dilanjutkan kehidupannya pada alam kedua. Ajaran agama menggambarkan konsepsi adanya pertalian alam dunia dan akhirat serta menggambarkan prinsip tanggung jawab manusia selama hidup di dunia. Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad saw. Sebagai berikut:
”Apabila anak Adam telah mati, terputuslah daripadanya budidayanya kecuali tiga perkara: sedekah, jariah, ilmu yang berguna, atau anak saleh yang mendo’akan kebaikan bagi kedua orang tuanya.”
Demikian pula difirmankan Allah SWT:
”Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu) mati, bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya”. (QS. 2 : 54)

b. Proses Kematian (Sakaratul-Maut)
Proses kematian seseorang beraneka ragam, mulai dari proses mati dengan tenang sampai pada proses mati dengan terlebih dahulu mengalami kecelakaan dan sebagainya. Ini semuanya peristiwa lahir. Demikian pula dalam sikap batin, manusia menghadapi kematian bermacam-macam. Menurut ukuran agama, misalnya, ada yang mati dalam keadaan iman atau sebaliknya. Kesemuanya mempunyai penilaian atau penghargaan menurut dimensi agama yang berbeda-beda. Seseorang yang mati syahid (membela agama) kedudukannya berbeda dengan seseorang yang mati bukan syahid.
Proses kematian manusia tidak dapat diketahui digambarkan dengan jelas karena menyangkut segi fisik dan segi rohani. Dari segi fisik dapat diketahui secara klinis, yaitu seseorang dikatakan mati apabila pernapasannya dan denyut jantungnya berhenti. Dari segi rohani ialah proses roh manusia melepaskan diri dari jasadnya. Proses kematian dari segi rohani ini sulit digambarkan secara inderawi, tetapi nyata terjadi.
Istilah lain untuk proses kematian adalah sakaratul maut. Sakaratul maut artinya bingung, ketakutan, dan kedahsyatan saat sedang dicabut rohnya dari badan yang perlahan-lahan menjadi beku. Pertama kakinya dingin membeku, perlahan-lahan berangsur ke paha, sampai ke kerongkongan, kemudian mata terbelalak ke atas mengikuti lepasnya roh.

c. Sikap Menghadapi Kematian
Sikap menghadapi kematian adalah kecenderungan perbuatan manusia dalam menghadapi kematian yang diyakininya bakal terjadi. Sikapnya bermacam-macam, sesuai dengan keyakinan dan kesadarannya.
1. Orang yang menyiapkan dirinya dengan amal perbuatan yang baik karena menyadari bahwa kematian bakal datang dan mempunyai makna rohaniah.
2. Orang yang mengabaikan peristiwa kematian, yang menganggap kematian sebagai peristiwa alamiah yang tidak ada makna rohaniahnya.
3. Orang yang merasa takut atau keberatan untuk mati karena terpukau oleh dunia materi.
4. Orang yang ingin melarikan diri dari kematian karena menganggap bahwa kematian itu merupakan bencana yang merugikan, mungkin karena banyak dosa, hidup tanpa norma, atau beratnya menghadapi keharusan menyiapkan diri untuk mati.
Dari uraian di atas dapat dikemukakan pokok-pokok pikiran tentang mati sebagai berikut:
1. Mati adalah berhentinya budi daya manusia secara total.
2. Proses kematian menyangkut segi fisik dan segi rohani.
3. Sikap manusia menghadapi kematian bermacam-macam.
4. Kematian merupakan pengalaman akhir dari hidup seseorang.
5. Kesimpulan, konsepsi, atau pengertian tentang kematian lebih banyak diperoleh dari sumber-sumber agama seperti wahyu atau ajaran agama lainnya.
3. HARAPAN MANUSIA
Harapan berasal dari kata harap, artinya keinginan terjadinya sesuatu. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan putus pula hati manusia.
Harapan artinya keinginan yang belum terwujud. Setiap orang mempunyai harapan. Tanpa harapan manusia tidak ada artinya. Manusia yang tak mempunyai harapan berarti tak dapat diharapkan lagi. Menurut kodratnya dalam diri manusia ada dorongan, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dorongan kodrat itu ialah menangis, tertawa, berpikir, berkata, dan sebagainya. Adapun dorongan kebutuhan hidup adalah dorongan untuk mencapai Kebutuhan jasmani dan rohani.
Abraham Maslow mengategorikan kebutuhan manusia menjadi lima macam, yang merupakan lima harapan manusia, yaitu;
1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup (Sulvival)
2. Harapan untuk memperoleh keamanan (Safety).
3. Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mencintai dan di cintai (beliving and love).
4. Harapan memperoleh status atau untuk diterima atau diakui lingkungan.
5. Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self actualization).
Menurut macamnya ada harapan yang optimis dan ada harapan yang pesimistis (tipis harapan). Harapan yang optimis artinya sesuatu yang akan terjadi itu sudah memberikan tanda-tanda yang dapat dianalisis secara rasional, bahwa sesuatu yang akan terjadi bakal muncul. Dalam harapan yang pesimistis ada tanda-tanda rasional tidak bakal terjadi.
Harapan itu ada karena manusia hidup. Manusia hidup penuh dengan dinamikanya, penuh dengan keinginannya atau kemauannya. Harapan untuk setiap orang berbeda-beda kadarnya. Orang yang wawasan berpikirnya luas, harapannya pun luas. Demikian pula orang yang wawasan berpikirnya sempit, maka akan sempit pula harapannya.
Besar-kecilnya harapan sebenarnya tidak ditentukan oleh luas atau tidaknya wawasan berpikir seseorang, tetapi kepribadian seseorang dapat menentukan dan mengontrol jenis, macam, dan besar-kecilnya harapan tersebut. Bila kepribadian seseorang kuat, jenis dan warnanya harapan akan berbeda dengan orang yang kepribadiannya lemah. Kepribadian yang kuat akan mengontrol harapan seefektif dan seefesien mungkin sehingga tidak merugikan bagi dirinya atau bagi orang lain, untuk masa kini atau masa depan, bagi masa di dunia atau masa di akhirat kelak.


































KESIMPULAN


Dari uraian diatas dapat diketahui bahwasannya yang dinamakan penderitaan yang berasal dari kata derita, derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
Dapat diketahui juga mengenai mati, kata mati berarti tidak ada, gersang, tandus, kehilangan akal dan hati nurani kosong, berhenti, padam, buruk, lepasnya ruh dari jasad, pengertian hati yang sering dijumpai dalam istilah sehari-hari adalah:
1. Kemusnahan dan kehilangan total ruh dari jasad
2. Terputusnya hubungan antara roh dan badan.
3. Terhentinya budi daya manusia secara total.
Disamping itu ada Bab Harapan yang berasal harap artiny keinginan terjadinya sesuatu, yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati putus, harapan putus bila hati manusia, harapan artiny keinginan yang belum terwujud. Setiap orang mempunyai harapan, tanpa harapan manusia tidak ada artinya, harapan menurut macamnya ada dua yaitu harapan optimis dan harapan yang pesimistis (tipis harapan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar