Sabtu, 30 Oktober 2010

sabar

1. PENGERTIAN SABAR
Sabar berasal dari bahasa Arab dari akar SHABARA (صَبَرَ), hanya tidak yang berada dibelakang hurufnya karena ia tidak bias berdiri sendiri. Shabara’ala (صَبَرَ عَلَى) berarti bersabar atau tabah hati, shabara’an (صَبَرَ عَنْ) berarti memohon atau mencegah, shabarabihi (صَبَرَ بِهِ) berarti menanggung.
Sabar dalam bahasa Indonesia berarti : Pertama, tahan menghadapi cobaan seperti tidak lekas marah, tidak lekas putus asa dan tidak lekas patah hati, sabar dengan pengertian sepeti ini juga disebut tabah, kedua sabar berarti tenang; tidak tergesa-gesa dan tidak terburu-buru. Dalam kamus besar Ilmu Pengetahuan, sabar merupakan istilah agama yang berarti sikap tahan menderita, hati-hati dalam bertindak, tahan uji dalam mengabdi mengemban perintah-peintah Allah serta tahan dari godaan dan cobaan duniawi Aktualisasi pengertian ini sering ditunjukan oleh para sufi.
Dalam pendekatan ilmu Fikih, sabar didefinisikan sebagai tabah, yakni dapat menahan diri dari melakukan hal-hal yang bertentangan dengan huum Islam, baik dalam keadaan lapang maupun sulit, mampu mengendalikan nafsu yang dapat menggoncangkan iman. Menurut Ibnu Qayyim sabar berarti menahan diri dari kelih kesah dan rasa benci, menahan lisan dari mengadu, dan menahan anggota badan dari tindakan yang mengganggu dan mengacaukan.
Sabar menurut Ibnu Katsir ada tiga macam : Pertam, sabar dalam meninggalkan hal yang diharamkan dan dosa; Kedua, sabar dalam melakukan kekuatan dan kedekatan kepada Allah. Kesabaran yang kedua adalah yang paling besar pahalanya, sebab sabar ini memiliki nilai yang hakiki; Ketiga, yaitu sabar dalam menghadapi berbagai bencana dan petaka. Ketika mendapat bencana ia tidak berkeluh kesah, tetapi memohon ampum dari perbuatan aib.
Ibnu Qayyim al-Jauziah membagi motivasi; sabar dalam tiga macam : sabar dengan (pertolongan) Allah, sabar karena Allah, dan sabar bersama Allah. Pertama adalah meminta pertolongan kepada-Nya sejak awal dan melihat bahwa Allah-lah yang menjadikannya sabar, dan bahwa kesabaran seorang hamba adalah dengan (pertolongan) Tuhannya, bukan dengan dirinya semata
Yakni seandainya Allah tidak menyabarkanmu niscaya engkau tidak akan bersabar, Kedua, sabar karena Allah, yakni hendaklah yang mendorongmu untuk bersabar itu adalah karena cinta kepada Allah, mengharapkan keridhaan-Nya, dan untuk mendekatkan kepada-Nya, bukan untuk menmpakkan kekuatan jiwa, mencari pujian makhluk, dan tujuan-tujuan lainnya.
Ketiga, sabar bersama Allah yakni dalam perputaran hidupnya hamba selalu bersama dan sejalan dengan agama yang dikehendaki Allah dan hukum-hukum agamanya-Nya. Menyabarkan dirinya untuk selalu bersamanya, berjalan bersamanya, berhenti bersamanya, menghadap kemana arah agama itu menghadap dan turun bersamanya.
a. Manfaat Sabar
Selain mendapat keberkatan, rahmat dan petunjuk dari Allah swt,didalam kehidupan sehari-hari didunia ini juga membawa manfaat yaitu : Memberikan ketentraman jiwa, karena orang sabar tidak lantas bereaksi terhadap kejadian-kejadian yang ada didepannya, yang ia sendiri belum banyak menghetahui tentang kejadian itu . Demikian pula terhadap berita-berita yang ia terima, tidak langsung melibatkan diri utk membenarkan dan menyalahkan. Dia akan mempelajari semuanya dengan selektif dan hati-hati,oleh karena itu ia akan mengalami ketenangan dan ketentraman jiwa serta akan mendapatkan kesuksesan bagi yang berusaha, bekerja dan belajar
b. Dalil Al-qur’an
Sebagaimana Firman Allah :
وَاصْبِرْ وَمَا صَبْرُكَ إِلاَّبِاللهِ
Artinya : “Bersabarlah, dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah”. (al-Nahl, ayat 127)
ان الله مع الصابرين
Artinya : sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.
QS. Al-Imran ayat 146
وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ(146)
Artinya : ” Dan berapa banyak nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar.”

c. Kesabaran Nabi Ayyub As.
Pada mulanya Nabi Ayub As. dikenal sebagai orang yang sangat kaya raya, gagah nan tampan rupawan, dan juga beristri banyak, namun secara sangat cepat pula semuanya hilang. Allah memberinya ujian dan cobaan berupa penyakit kulit yang susah untuk disembuhkan.
Berkat kesabaran dan sikap berserah dirinya kepada Allah, kemudian Allah menyembuhkan penyakitnya dengan memerintahkannya agar dia menghentakkan kakinya ke bumi. Nabi Ayyub menaati perintah itu maka keluarlah air dari bekas kakinya atas petunjuk Allah, Nabi Ayyub pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah dia dari penyakitnya, dikembalikan segala apa yang dipunya sebelumnya, ditambah lagi kemuliaannya, dan dicatat sebagai orang yang sabar. “...Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya).” (QS. Shaad: 44).
Nabi Ayyub adalah contoh teladan seorang Nabi dalam menghadapi cobaan berupa penyakit. Sesungguhnya mereka yang kini sedang terbaring sakit atau yang sedang menderita suatu penyakit, mestilah membaca kisah tentang Nabi Ayyub ini, mudah-mudahan dapat memberi motivasi untuk lebih bersabar

2. PENGERTIAN HASUD
A. Sikap Hasud
Kata hasud dalam bahasa Arab berarti orang yang memilki sifat dengki. Dengki adalah satu sikap mental seseorang tidak senang orang lain mendapat kenikmatan hidup dan berusaha untuk melenyapkannya, sifat ini harus dihindari oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Hasud adalah sikap suka menghasud dan mengadu domba terhadap sesama. Menghasud adalah tindakan yang jahat dan menyesatkan, karena mencemarkan nama baik dan merendahkan derajat seseorang dan juga karena mempublikasikan hal-hal jelek yang sebenarnya harus ditutupi. Saudaraku (sidang pembaca) tahukah antum, bahwa iri, dengki dan hasud itu adalah suatu penyakit. Pada mulanya iri yaitu perasaan tidak suka terhadap kenikmatan yang dimiliki orang lain. Kemudian, jika dibiarkan tumbuh, iri hati akan berubah menjadi kedengkian. Penyakit kedengkian jika dibiarkan terus akan berubah menjadi penyakit yang lebih buruk lagi,yaitu hasud.
B. Akibat Penyakit Hasud
Penyakit hasud adalah penyakit hati sama berbahanya dengan penyakit iri dan dendam. Sehingga dalam bahasa Arab iri, dengki dan hasud mempunyai arti kata yang sama yaitu hasad. Perbuatan iri dapat menghancurkan persatuan dan persaudaraan. Orang yang bertetangga dan bersaudara dapat bertengkar dan berselisih bahkan sampai pecah, bila termakan hasutan. Sehingga putuslah persaudaraan mereka.
Dan Bersabda Rasulullah SAW :
“Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Tahukah kalian orang yang muflis (pailit/bangkrut) itu? Para Sahabat menjawab :”Orang yang tidak mempunyai harta sama sekali.” Lalu Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling pailit dari umatku ialah orang yang datang pada hari Kiamat kelak dengan membawa shalat, puasa dan zakat, tetapi ia telah mencaci maki orang lain, menuduh orang ini, memakan harta orang lain, menumpahkan darah orang ini, dan memukul orang ini. Maka orang-orang yang telah dianiaya ini diberi kebaikannya. Apabila amal kebaikannya habis sebelum dilunasi semua dosa-dosanya, maka diambillah kesalahan-kesalahan orang-orang (yang pernah dianiaya) dan ditumpahkan semuanya kepada dia, kemudian dia dilempar kedalam Neraka.” (HR. Muslim)
Dengan demikian, kalau kita rinci akibat penyakit hasud ini kurang lebih sebagai berikut :
1) Merugikan diri sendiri dan orang lain.
2) Menimbulkan perpecahan dan perselisihan.
3) Meruntuhkan sendi-sendi persatuan dan kerukunan dalam masyarakat.
4) Mencelakakan orang lain.
5) Menghilangkan amal perbuatan baik.

C. Penyebab Penyakit Hasud.
Penyebab penyakit hasud tidak jauh berbeda dengan penyakit iri dan dendam, ditambah hal-hal sebagai berikut :
1) Permusuhan dan Kemarahan.
2) Sikap tidak rela orang lain lebih baik darinya.
3) Sombong
4) Tamak dan rakus dunia.
5) Lemahnya iman.
6) Mudah diprovokasi orang lain.

D. Dalil Nash
Rasulullah SAW bersabda:
عن ابى هريرة قال : قال رسول الله ص م اياكم و الحسد, فان الحسد يأكل الحسنات كما تأكل النار الحطب (رواه ابر داود)
Artinya: “Dari Abu Hurairah katanya: Telah bersabda rasullah SAW : Hendaklah engkau menjauhkan diri dari sifat hasud, sebab sifat hasud memakan kebaikan sebagaimana api membakar kayu bakar.” (HR Abu Daud)
QS. An-Nisa’ ayat 54
أَمْ يَحْسُدُونَ النَّاسَ عَلَى مَا ءَاتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ فَقَدْ ءَاتَيْنَا ءَالَ إِبْرَاهِيمَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَءَاتَيْنَاهُمْ مُلْكًا عَظِيمًا(54)
Artinya : ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.
Rasulullah SAW telah bersabda:

Artinya: “Telah masuk ke tubuhmu penyakit-penyakit umat tedahulu, (yaitu) benci dan dengki, itulah yang membinasakan agama, bukan dengki mencukur rambut.” (HR Ahmad dan Turmidzi)
E. Bahaya Perbuatan Hasud
Sifat hasud sangant membahayakan kehidupan manusia antara lain: menyebabkan hati tidak tenang karena selalu akan memikirkan bagaimana keadaan itu dapat hilang dari seseorang.
Menghancurkan persatuan dan kesatuan, karena biasanya orang yang hasud akan mengadu domba dan suka menfitnah
F. Kisah Tentang Hasud
Seseorang di Jawa Timur mempunyai seorang yang kaya di suatu hari ada seorang tetangganya yang dengki terhadap karunia yang diberikan kepada-Nya. Kemudian orang tersebut memfitnah orang kaya dan menyebarkannya kepada orang-orang lain. Namun resiko datang kepadanya di kemudian hari yaitu dia jatuh miskin dan hidup serba kekurangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar